P2TL Resahkan Pelanggan PLN Di Tanggamus


Tanggamus, - Riki Renaldo ketua STEBI Tanggamus, memprotes kinerja Tim P2TL (Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik), yang mulai meresahkan konsumen, khususnya masyarakat pengguna tenaga listrik di Kabupaten Tanggamus.

Riki mengatakan, Tim P2TL mendatangi komplek kampus' STEBI tidak sesuai dengan SOP.
"Tim datang hanya permisi ingin melihat meteran listrik, tentunya saya persilahkan sudah biasa petugas PLN memeriksa, tapi saya kaget tiba-tiba ada yang menurunkan tangga, ada yang keliling mengitari kantor STEBI, saat saya tanya mereka siapa dan dari mana hanya menjawab dengan ketus dari PLN, saat ditanya ada masalah dengan kWh saya di jawabnya singkat nanti di lihat sambi mainkan hp" terangnya.

Imbuhnya " kalaupun mereka petugas harusnya sopan dong, seharusnya mereka itu menemui pemilik kWh kemudian memperkenalkan diri bawa surat tugas dan menunjukkan KTA bahwa mereka Tim P2TL. Mereka itu terkesan angkuh, hal ini membuat saya curiga apalagi mereka menggunakan mobil tanpa ada stiker atau logo PLN tapi mengaku pegawai PLN. Setelah saya tanya mana surat tugasnya baru di keluarkan dari mobil dan hanya di tunjukan  tanpa diperkenankan membacanya, saat di tanya KTA  hanya mengatakan ada tanpa ditunjukan kepada kami. Setelah kami berdebat mereka langsung minta maaf dan saya juga ikut minta maaf karena emosi melihat tingkah mereka," pungkasnya.

Dilain pihak di katakan W (inisial) pelanggan (konsumen) mengatakan dirinya dimintai denda Rp 7 juta untuk rumah pribadinya, karena kWh nya dicabut padahal saat pemeriksaan yang dilakukan P2TL meteran yang digunakan warga tersebut masih bersegel.
"Kejadian ini menimpa saya, saat Tim P2TL datang kerumah dalam posisi kosong kami sedangbtidak di rumah, Tim P2TL langsung mencopot kWh tanpa konfirmasi dan parahnya lagi setelah di datengin ke kantor PLN mereka minta tebusan Rp 7 juta, sementara meteran itu 1R dan untuk pasang baru aja cuma 1,3 juta kan parah mereka," terangnya.

Selain itu dikatakan saat ada banyak pelanggan ditemukan ujung 720 kelebihan NCB saat pemeriksaan, Tim P2TL minta uang Rp 100.000 kepada semua pelanggan saat ada temuan.
"Mereka itu sering 86 di tempat buat orang-orang kecil," terangnya

Sementara dari sumber yang tidak mau disebutkan mengatakan di wilayah Limau adanya Tim P2TL membuat pelanggan PLN resah.
"Saya siap jadi saksi jika dibutuhkan kedatangan Tim P2TL di Limau sangat arogan bahkan bak malaikat pencabut listrik, gimana tidak secara arogan mereka menakut-nakuti pelanggan waktu memeriksa mereka itu kan orang kampung, orang awam yang tidak tahu apa-apa, bila dikatakan ada kesalahan dan harus bayar denda mereka para pelanggan nurut dari pada kWh nya dicopot. Bahkan sampai puluhan juta. Kehadiran Tim P2TL bagaikan momok bagi warga limau," jelasnya.

Dirinya berharap agar PLN segera menindak tegas oknum petugas P2TL di Tanggamus.
"Saya berharap pihàk PLN lebih selektif dalam memilih tim, yang di kedepankan tatakrama dan etika dalam melayani konsumen serta menindak tegàs oknum yang bertiñdak di luar kewenangannya"pungkasnya.

Dilain pihak Rino Herlambang pimpinan PLN ULP Kota Agung saat di hubungi lewat pesan WhatsApp dan ditelpon untuk dimintai keterangan terkait P2TL tidak menjawab dan mengangkat telepon dari Sinarlampung.co.

Saat di datangi ke kantornya Rino tidak berada di tempat Sinarlampung.co hanya di temui Angga sebagài supervisornya.

Terkait keluhan warga Angga minta maaf maàf atas ketidak nyamanan dalam pelayanan dan segera mengkonfirmasi ke pihak P2TL.
"Pimpinan sedang rapat saya mewakili beliau sebelumnya saya ucapkan terimakasih atas informasinya, kami juga akan mengkonfirmasi ke tim P2TL terkait hal ini. Secara SOP P2TL sebelum turun, mereka lapor dan kami akan mengutus petugas kami mengawal mereka, dan mereka biasanya juga langsung nyosor jika ada temuan, mereka akan lapor ke kami untuk di tindak lanjuti. Dan tidak menutup kemungkinan karena jaraknya jauh di pegunungan mereka langsung eksekusi mencopot meteran baru nanti konsumen akan datang ke kantor PLN mengurusnya," terang Angga. Ràbu, 24 Juli 2024.

Disinggung adanya pungli dan praktek 86 (damai ditempat) oleh tim P2TL Angga mengatakan akan mengkonfirmasi kebenarannya.
"Terkait itu kita akan tanyakan ke mereka dulu, ini kan informasi dari sebelah pihak sementara mereka belum kami tanya," pungkasnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibu RS (55) Warga Dusun Way Manak Pekon Taman Sari , Korban Video Call Seks, Seperti Kena Hipnotis .

. Abi Fadilah Kelas 11 Tidak Terima Rambutnya Dicoak oleh Guru SMA Negeri 1 Talangpadang, Kabupaten Tanggamus

Penyerahan Bantuan Tali Asih dari Bunda Dewi Handajani kepada Pak Kemo, Warga Pekon Ngarip, Korban Kebakaran